Pengertian
Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif
adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang
silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat
menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat.
Karakteristik
Pembelajaran Kooperatif
- Positive interdependence (saling
ketergangtungan positif)
- Personal responsibility (tanggung
jawab perorangan)
- Face to face promotive interaction
(interaksi promotif)
- Interpersonal
skill (komunikasi antar anggota / ketrampilan)
- Group processing (pemrosesan
kelompok)
Unsur-Unsuratau
langkah Pembelajaran Kooperatif
- Saling ketergantungan positif
- Tanggung jawab perseorangan
- Interaksi tatap muka
- Komunikasi antar anggota kelompok
- Evaluasi Prose Kelompok
Model-Model
Pembelajaran Kooperatif
Dalam cooperative
learning terdapat beberapa model yang di terapkan di antar lain:
- Jigsaw
Dalam
model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen
lebih kecil. Selanjutnya, guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar
kooperatif, yang terdiri atas empat orang siswa sehingga setiap anggota
bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen atau subtopik yang
ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari tiap-tiap kelompok yang
bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang
terdiri atas dua atau tiga orang. Siswa-siswa ini bekerja sama untuk
menyelesaikan tugas kooperatifnya
- Group Investigasion
Guru
membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa yang
heterogen. Dam beberapa kasus, kelompok dapat dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban,
persahabatan, atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya, siswa
memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan mendalam atas topik tang
dipilih. Selanjutnya, mereka menpertimbangkan dan mempresentasikan laporan
kepada seluruh kelas.
- Listening Team
Pada model ini di awali dengan pemaparan materi
pelajaran oleh guru, kemudian guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dan
kelompokmempunyai peran masing-masing.
- TGT (Team Games Tournament)
Penerapan
model ini dengan cara mengelompokkan siswa hiterogen, tugas tiap kelompok bisa
sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam
bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamika kelompok kohesif dan
kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan
menyenangkan seperti dalam kondisi permainan yaitu dengan cara guru bersikap
terbuka, ramah, lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja
kelompok sajikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi kelas. Jika waktunya
memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangka
mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian rapor.
- Role Playing
Metode
role playing adalah cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan
imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan
dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati.
Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, bergantung pada apa
yang diperankan. Kelebihan metode ini adalah seluruh siswa dapat berpartisipasi
dan mempunyai kesempatan untuk menguji kemampuannya dalam bekerja sama.
- Student Teams Achievement Division (STAD)
STAD
juga mengacu pada belajar kelompok siswa dan menyajikan informasi akademik baru
kepada siswa setiap minggu dengan menggunakan persentasi verbal atau teks.
Siswa dalam kelas tertentu dibagi menjadi kelompok dengan jumlah anggota 4-5
orang. Setiap kelompok harus heterogen, terdiri atas perempuan dan laki-laki,
berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan
lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi
pelajarannya, kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan
pelajaran melalui tutorial, kuis dengan cara berdiskusi. Secara individual,
setiap minggu atau setiap dua minggu,siswa diberi kuis.
Berikut contoh penerapan Pembelajaran kooperatif.
0 Comments